Bong Chandra


BONG CHANDRA
Developer-Author-Motivator

Seorang Entrepreneur Muda yang Sukses dibidang Properti sebagai Developer. Pada usianya yang ke 22 tahun, Bong Chandra telah berhasil membangun Proyek Perumahan pertamanya seluas 5 hektar dengan nilai investasi Rp 180 Milyar. Beliau juga merupakan seorang penulis Bestseller dan seorang Motivator yang telah diundang untuk memberikan motivasi di Perusahaan Terbesar di Dunia tahun 2009 (versi Frotune 500). Sampai buku ini ditulis, Bong Chandra telah memberikan motivasi kepada lebih dari 2 juta orang di seluruh Indonesia.

Bong Chandra
 adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, dilahirkan di Jakarta 25 Oktober 1987. Bong Chandra dilahirkan di keluarga yang sederhana dan segala sesuatunya selalu tercukupi. Dari kecil sampai SMA tidak ada yang prestasi yang menonjol yang telah dicapai Bong chandra. Beliau dulunya adalah seorang yang minder dan tidak mempunyai banyak teman, tubuhnya yang kecil, dan penyakit Asma yang dideritanya semakin membuatnya merasa kecil. Beliau juga tidak pernah mendapatkan 1 piala sekalipun, dan tidak pernah memenangkan lomba dan kompetisi manapun. 

Hal ini makin diperparah ketika krisis ekonomi menerjang Indonesia tahun 1998. Saat itu keluarga dari Bong Chandra mengalami kebangkrutan. Awalnya Bong Chandra tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, namun Beliau mulai sadar ketika melihat rumahnya sendiri dipasang sebuah pengumuman bahwa rumah ini "DIJUAL". Keadaan semakin parah ketika keluarga harus berhutang puluhan juta rupiah untuk membiayai kuliah Bong Chandra. 

Keadaan yang begitu sulit justru membentuk Bong Chandra menjadi seorang anak muda yang lebih tangguh dibandingkan dengan anak seusianya. Di usia 18 tahun, Bong Chandra mulai merintis bisnis bersama teman - temannya. Dalam merintis bisnisnya saat itu, Bong Chandra banyak mendapatkan hinaan dan comooh dari orang disekitarnya. Dengan sebuah motor butut, Beliau terus merintis bisnisnya siang dan malam. Pergi keluar kota sendirian, kos di tempat yang sangat sederhana dengan jatah makan siang hanya Rp 1.200. Kehujanan dan kepanasan adalah hal yang biasa dialami oleh Bong Chandra. 

Penolakan - penolakan yang dihadapi oleh Bong Chandra membuatnya bertumbuh menjadi seorang yang lebih kuat. Orang yang meremehkan dan menolaknya dulu sebenarnya telah melemparkan kayu ke dalam bara api yang menyala. Alih - alih down, Bong Chandra justru merasa tertantang untuk membuktikan kepada mereka yang meragukannya. Kini Bong Chandra telah berhasil membuktikan prestasi yang luar biasa kepada orang - orang yang dulu telah meragukannya. 

Saat ini Bong Chandra telah memimpin 6 perusahaan dan membawahi 250 staff karyawan, antara lain; PT. Perintis Triniti Property, PT. Bong Chandra Success System, PT. Free Car Wash Indonesia, dan PT BC Kuliner Indonesia. Bong Chandra juga merupakan seorang Developer yang saat ini juga telah selesai membangun Perumahan bernama Ubud Village di Selatan Jakarta seluas 5,1 hektar dengan nilai investasi Rp 180 Milyar. 

Bong Chandra juga merupakan pengarang buku Best Seller Unlimited Wealth yang saat ini hampir terjual 100.000 copy. 100% royati dari penjualan buku akan dsumbangkan ke Yayasan Vincentius Jakarta Pusat, selain itu Bong Chandra juga mengarang buku lainnya yang berjudul The Science of Luck yang juga menjadi Best Seller. 

Beliau juga memberikan motivasi ke lebih dari 2 juta orang di TV ONE. Seminarnya selalu dihadiri ribuan orang, terhitung sejak awal 2010, Bong Chandra telah mengadakan 10x Seminar yang masing2 dihadiri 3000 orang. 

Tahun 2009 Bong Chandra diundang untuk memberikan motivasi di Perusahaan Terbesar Dunia (versi Fortune 500). Bong Chandra juga telah diundang oleh beberapa perusahaan seperti, Shell, Bank BRI, Bank Mandiri, Panin, Commonwealth, Yamaha, Ciputra Group, PLN, Gramedia, Prudential, Sunlife, CNI, TVS Motor, TVI, Real Estate Indonesia, dan masih banyak lagi. 




Kesuksesan ini tak diraih dengan mudah. Bong harus menempa dirinya dengan kerja keras. Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong memilih berjibaku membangun bisnis ketimbang bersenang-senang seperti remaja seusianya. Kerja keras Bong dimulai sejak krisis ekonomi 1998. Bencana itu membuat bisnis ayahnya, Aditya, terempas. Pabrik kuenya terancam gulung tikar. “Rumah sampai nyaris dijual,” katanya saat ditemui di salah satu tempat usahanya, Free Car Wash Serpong, Tangerang Selatan, Kamis lalu.
Bong, yang kala itu berusia 11 tahun, berempati atas terpuruknya ekonomi keluarga. Kebutuhan sekolah diusahakan sendiri. Contohnya ia lebih memilih kertas bekas dan memfotokopi buku pelajaran milik temannya ketimbang membeli baru. Beberapa alat tulis juga dibuatnya sendiri. “Saya menggunakan karet (gelang) untuk penghapus,” tuturnya.
Bong kecil juga menjual sisa potongan kue di pabrik ayahnya ke sekolah. Semula ia gengsi. Apalagi dia minder karena penyakit asma, yang membuat tubuhnya ringkih, sehingga kerap dicemooh oleh rekannya. Namun motivasi dia bertahan hidup lebih besar. Bong malah makin giat mengembangkan usaha. “Saya menjual parfum dan VCD (cakram padat).”
Saat masuk SMA, ia bersama seorang temannya nekat berbelanja pakaian ke Bandung meski tak punya duit. “Modalnya kepercayaan,” katanya. Pagi hari mereka berangkat, sore kembali ke Jakarta dengan membawa setumpuk baju yang siap dijual. Bong membuka lapaknya di Senayan dan Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan. Ia juga menjual pakaian seragam kepada rekan dan adik kelasnya.
Bong sadar motivasi perlu dipertahankan karena cemoohan berpotensi mengendurkan semangatnya. Apalagi rekannya kerap menyindir Bong. “Seumuran kita harusnya bersenang-senang,” ujar Bong menirukan rekannya. Tapi ia berkukuh. Beruntung, orang tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar membaca buku motivator dunia, seperti Donald Trump. “Keinginan sukses makin besar,” katanya. Kegemaran ini memudahkannya memotivasi diri. Ia pun mulai menasihati temannya yang patah semangat.
Ia makin yakin akan kualitas bakatnya memotivasi orang. Bersama lima rekannya, Bong membuat event organizer untuk pelatihan motivasi. Sasarannya orang-orang dekat. “Saya diminta beberapa rekan satu jemaat di gereja,” ujarnya. Bong awalnya memotivasi para karyawan pemasaran. Selama dua tahun pertama, ia hanya memungut biaya operasional. “Ini investasi saya,” katanya. Apalagi tujuan bisnis ini tidak untuk mencari uang. “Saya memperluas pertemanan,” katanya.
Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus Jakarta ini mendapatkan teman dari 90 ribu peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan kecipratan sukses,” katanya. Keyakinan Bong yang kerap mengisi pelatihan di kalangan pebisnis properti ini benar. Ia mulai diajak sesama pembicara saat memberikan pelatihan di Real Estate Jawa Timur.
Awalnya Bong diminta mencarikan investor pembangunan properti seluas 5,1 hektare di Ciledug, Tangerang. Meski gagal, rekannya tak kecewa. Ia justru diminta bergabung menjalankan bisnis ini. Akhirnya Bong dan dua temannya menjalankan perusahaan properti senilai Rp 180 miliar sejak Januari lalu. “Ini modal networking,” katanya.
Keberuntungannya terus bergulir. Pelan-pelan banyak tawaran mengajaknya berbisnis bersama. Selain properti, Bong mendirikan bisnis pencucian mobil. Usaha ini dibangun di Buah Batu, Bandung, dan Serpong. Kini ia menjalankan tiga usaha dengan karyawan mencapai 100 orang. Menjadi pembicara motivasi membuat Bong memutuskan berhenti kuliah di Jurusan Desain Grafis Universitas Bina Nusantara. Setelah tidak kuliah, satu-satunya pilihan Bong adalah menjadi motivator yang sukses.
Meski dia sudah berbicara di hadapan 15 ribu orang per tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha, hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai pribadi yang tertutup. “Saya tidak mudah akrab,” katanya. Bong juga mengenali dirinya sebagai orang yang lambat bertindak. “Saya menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir.”


Usianya baru menginjak 25 tahun, tapi Bong Chandra sudah menjadi salah satu miliuner muda Indonesia. Ia memutuskan meninggalkan bangku kuliahnya dan menjadi pebisnis properti seperti saat ini.

Pria kelahiran 25 Oktober 1987 itu awalnya memilih tidak melanjutkan kuliahnya di Bina Nusantra dan membuka usahaevent organizer. Pada usia 21 tahun, atau pertengahan 2009, Bong banting setir dari usaha event organizer dan beralih ke bisnis properti.

Dengan modal awal sebesar Rp500 juta per orang, Bong bersama dua temannya membeli tanah seluas lima hektar seharga Rp30 miliar di Ciledug. Modal Rp1,5 miliar digunakan sebagai tanda jadi pembelian tanah di Ciledug. Bong dan kedua temannya itu membeli tanah dengan cara mencicil dua tahun sambil mengembangkan tanah dengan membangun Ubud Village.

Dengan berbendara Trinity Property, Bong berhasil memasarkan 300 rumah dan 65 ruko di Ubud Village dengan berbagai cara marketing dalam setahun. Caranya antara lain mengkonsep perumahan berbeda, yaitu dengan nuansa Bali, dan membuat berbagai unit-unit ekslusif. Saat ini Ubud Village mempunyai nilai investasi sebesar Rp180 miliar.

"Cari nama untuk perumahan yang bagus dan memiliki konsep yang kuat. Setelah itu pecah jadi unit-unit kecil agar harganya bisa bersaing. Berikan program cicilan yang lebih panjang," kata Bong membocorkan sedikit rahasia suksesnya kepada VIVAnews.

Bong juga menulis buku berjudul "Unlimited Wealth dan The Science of Luck." Selain itu Bong menjadi pembicara dalam seminar properti maupun motivasi. Berbagai perusahaan, termasuk perusahaan nomor 1 versi Fortune 500 tahun 2009 menggunakan jasanya sebagai motivator.

Saat ini Bong memimpin enam perusahaan. Ia tengah membangun hotel bintang lima di Jimbaran, Bali dengan nilai investasi Rp1 triliun.

"Semua pencapaian di atas dimulai dari NOL bahkan hutang. ini membuktikan bahwa yang terpenting bukan siapa Anda sekarang, tetapi ingin seperti apa Anda besok." 




Sumber : Bongchandra.co.id , Wikipedia , Viva.co.id
Share on Google Plus

About Unknown

Hanyalah Seorang Manusia Biasa yang tidak lepas dari Kesalahan.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar