Inilah Kesuksesan yang Berhasil Diraih Oleh Hermes


Axel Dumas sejak Februari lalu diangkat menjadi CEO Hermes, brand tas berlogo kereta kuda yang sangat digandrungi kaum hawa. Dia adalah keturunan generasi ke-enam dari produsen tas mewah itu.

Hermes sendiri merupakan produk yang sudah ada sejak lama sekali yang hingga kini masih terjaga kualitasnya.Ini tentu saja tidak lepas dari Inovasi dan pemasaran yang terus dilakukan oleh suatu Perusahaan.Jika kita kalah bersaing tentu saja kita akan ketinggalan oleh pesaing kita.

Seperti dikutip dari laman Forbes, Rabu 3 September 2014, Dumas dalam waktu dekat akan menggantikan Christophe Lemaire, desainer yang sangat penting dalam perkembangan fashion produk Hermes.

Semua produk Hermes laris di pasaran, hampir semua selebritis dunia menenteng tas Hermes. Hermes telah lama menjadi perusahaan yang paling berpengaruh di pasar produk mewah dengan kapitalisasi pasar hampir US$300 miliar.

Tak hanya tas yang menjadi produk unggulan Hermes, kaos dari kulit buaya seharga US$94.000 dan handuk pantai seharga US$1.275 pun banyak diminati pasar.

Dalam lima tahun terakhir, harga saham Hermes juga melonjak 175 persen. Dalam daftar terakhir yang disusun Forbes, Hermes menjadi perusahaan publik yang paling inovatif di dunia. Dalam usianya yang ke 177 tahun, Hermes tetap eksis dan unggul, serta masih bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Hermes menjadi emiten terbaik peringkat ke-13.

Hal itu, tentu akan menjadi tantangan sendiri bagi Dumas. Saham Hermes terus naik, diperkuat dengan brand LVMH yang diakuisisi beberapa tahun lalu. Dumas mengatakan, kesuksesan Hermes, tak hanya didukung oleh teknologi pembuatan, tetapi juga keahlian dan inovasi, yang menjadi pondasi penting.

Hermes mengkhususkan diri menyediakan produk untuk kelas menengah atas. Tahun lalu, perusahaan ini mencatat laba US$1,69 miliar dengan nilai penjualan mencapai US$5 miliar. Pertumbuhan tercepat selama enam tahun terakhir.

Melonjaknya angka penjualan itu, disebabkan oleh suksesnya branding dan pemasaran, yang diimbangi dengan keahlian jahitan dan produk tas ikonik.

Terkait kepemilikan Hermes, Forbes memperkirakan, setidaknya lima anggota keluarga masuk ke dalam daftar miliarder dunia. Kekayaan kolektif dari Keluarga Dumas, pendiri Hermes, adalah US$25 miliar.

Berdirinya Hermes

Cikal bakal berdirinya Hermes dimulai pada 1837, saat itu Thierry Hermes mendirikan sebuah toko sepatu di Paris. Sepatu produksinya terkenal karena kualitas dan keindahan desainnya.

Thierry hanya memiliki satu anak, yakni Charles-Emile, yang memutuskan untuk pindah ke 24 Rue du Faubourg Saint-Honore. Charles-Emile meiliki dua anak, Adolphe dan Emile-Maurice, yang mengubah bisnis toko sepatu menjadi Hermes Freres.

Adolphe kemudian memilih untuk meninggalkan bisnis itu, Emile-Maurice lah yang tetap menjalankan Hermes dan mengembangkannya. Emile memiliki empat anak perempuan, satu meninggal pada 1920. Saat ini keturunan generasi ke lima dan ke-enamlah yang mengendalikan Hermes.

Titik balik kedua kesuksesan Hermes dimulai pada 1989. Selama abad ke-20, Hermes tetap ungggul menjadi salah satu merek fashion terbesar di industri barang mewah dunia.

Hermes tetap fokus pada perajin dari produk-produk kulitnya dengan kerajinan tangan. Hermes juga konsisten dengan gaya kekunoannya. Hermes memiliki 3.000 pekerja terampil di 12 pabrik.

Di bawah kendali Jean-Louis, paman Axel Dumas, yang menjadi CEO pada 1978-2006, kepemilikan keluarga di saham Hermes terpecah menjadi enam holding.

Di pimpinan perusahaan, ada rekayasa oleh Jean-Louis. Salah satunya terkait kepemilikan entitas keluarga hanya bernama Elime Hermes SARL, setelah pewaris yang lain menetapkan anggaran dan menyetujui pinjaman.

Bagian lain, Hermes International, bertugas mengawasi menajemen perusahaan sehari-hari dan menggabungkan investor luar (bukan anggota keluarga, yang saat ini memiliki 4 kursi, dari 11 kursi pimpinan).

Struktur baru mulai diterapkan Hermes dengan menjual 4 persen saham ke publik, yang membuat perusahaan keluarga itu menjadi lebih terkontrol. 

Hermes juga melebarkan sayap bisnis tidak hanya membuat produk dari bahan kulit halus, tetapi juga pakaian lelaki siap pakai. Antara 1989 dan 2006, penjualan Hermes tumbuh empat kali lipat menjadi US$1,9 miliar.

Alex Dumai mengungkapkan, inti dari kesuksesan Hermes hingga saat ini adalah di bagian pemasaran.

"Bisnis inti kami adalah pemasaran. Kami berusaha untuk menciptakan keinginan. Kami harus bisa mengikuti keinginan pelanggan berubah-ubah, tetapi tetap pada pakem yang kami buat dan kreativitas kami," imbuhnya.


Semoga saja kesuksesan dari Hermes ini dapat menginspirasi kita dan agar kedepannya akan ada lagi orang sukses diluar sana yang berawal dari mimpi dan jika kita sudah sukses dan berpuas diri, teruslah berinovasi agar tidak kalah dengan pesaing kita dan kreatif kan lah dalam memasarkan produk atau jasa yang kita tawarkan

Share on Google Plus

About Unknown

Hanyalah Seorang Manusia Biasa yang tidak lepas dari Kesalahan.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar