Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan Cina dan Jepang lebih dulu menikmati akses visa bebas masuk Indonesia pada triwulan pertama 2015. "Prioritasnya dua negara itu dulu," kata Arief di Banyuwangi, Jumat malam, 21 November 2014.
Menurut Arief, akses visa bebas masuk harus melalui persetujuan kedua negara. Karena itu pemerintah Indonesia saat ini masih menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah Cina dan Jepang. Cina dan Jepang dipilih karena pertumbuhan ekonominya tertinggi di dunia.
Keseluruhan, kata Arief, ada lima negara yang diusulkan mendapatkan akses visa bebas masuk yakni Cina, Jepang, Rusia, Australia dan Korea. Akses visa bebas masuk itu untuk mendongkrak kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sebesar 500 ribu per tahun.
Arief menuturkan, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia baru mencapai sembilan juta orang. Padahal pemerintah menargetkan hingga 2019, jumlah wisatawan asing bisa mencapai 20 juta orang. "Membebaskan visa masuk adalah salah satu cara memudahkan turis datang," kata mantan Dirut PT Telekomunikasi Tbk itu.
Indonesia, kata Arief, masih kalah dengan Malasyia dan Thailand dalam hal pembebasan visa masuk tersebut. Thailand telah membebaskan visa masuk 60 negara dan Malasyia 50 negara. Sementara Indonesia baru membebaskan visa masuk 15 negara.
Pembebasan visa masuk itu, ujar Arief, yang membuat jumlah wisatawan asing ke Thailand telah mencapai 27 juta orang, dan Malasyia 26 juta orang.
0 komentar:
Posting Komentar