Bus Air Futuristik - Himiko


Kuil dan kastil kuno memang salah satu daya tarik khas Jepang. Tapi jangan lupa negeri ini adalah salah satu biang teknologi dunia. Bahkan inovasi dalam teknologi transportasi pun bisa menjadi daya tarik wisata khusus. Bila anda berkesempatan melancong ke ibu kota negeri Sakura, Tokyo, cicipilah plesir melintasi sungai dengan salah satu moda transportasinya yang didesain futuristik, bis air Himiko.

Himiko beroperasi antara Asakusa hingga pulau buatan, Odaiba, di atas Sungai Sumidada. Bus air futuristik ini mulai digunakan di Tokyo tepatnya pada 26 Maret, 2004. Bentuknya, seperti tujuan pertama didesain, mirip kapal luar angkasa.

Reiji Matsumoto, pengarang komik-komik ternama "Spaceship Yamato," "Galaxy Express 999," "Captain Harlock," ialah sosok yang mendesain bus air unik tersebut. Ia sengaja memilih bentuk mirip tetesan air dalam konsep imajinya. Keinginan terbesarnya, membuat kapal yang dicintai anak-anak sehingga mereka antusias menaiki si kapal Hasilnya, penampilan si Himiko memang mirip pesawat ulang alik-alik dengan cita rasa masa depan.

Bentuk Himiko terdiri dari panel-panel jendela dalam bentuk kurva  kompleks. Ada tujuh 'jendela 3 dimensi' yang memungkinkan penumpang melihat seluruh langit dan 8 buah jendela kaca setengah lingkaran. Elemen itulah yang membuat tubuh Himiko istimewa, seperti moda transportasi masa depan.
Konsekuensi dari desain rumit ialah teknologi tinggi untuk mewujudkan. Yamaha berperan dalam memahat dan mencetak teknologi 3D tersebut. Ia melakukan pengecoran dan pencetakan untuk membuat kerangka dan kaca jendela.

Cara paling mudah ke sana ialah menggunakan kereta dalam jaringan Tokyo Metro Subway. Pastikan anda tahu jaringan kereta bawah tanah Tokyo, atau paling tidak bawa selalu peta rute yang melingkupi pusat kota Tokyo. Anda bisa mendapatkan gratis dari pusat informasi pariwisata yang ada di setiap stasiun.

Untuk menuju Asakusa, gunakan kereta jalur Ginza atau jalur Asakusa. Bagi yang menggunakan Ginza Line turunlah di titik pemberhentian G19, sedang pengguna Asakusa Line turun di titik pemberhentian A19. Titik itulah Stasiun Asakusa berada

Terminal bus air Himiko tak jauh dari Stasiun Asakusa, cukup berjalan kaki sekitar sepuluh menit. Loket tiket layanan ini dibuka pukul 10.10. Perlu dicatat, dalam sehari hanya ada empat jadwal pemberangkatan dari Asakusa. Tiket untuk perjalanan keempat dijual sampai pukul 17.20 karena si Himiko akan mengantar anda tak lama berselang, sepuluh menit kemudian.

Sedangkan jadwal dari Odaiba, hanya ada tiga kali pemberangkatan, pembelian tiket di dilayani pada pukul 12.20, lalu 14.20 dan terakhir 16.15. Tipsnya, semakin awal datang sebelum jadwal buka loket semakin baik, karena anda bisa mendapat antrian di depan dan bisa lebih dulu memilih tempat duduk dekat jendela.

Harga tiket satu kali perjalanan, penumpang dewasa mesti membayar 1.520 yen, dengan kurs saat ini maka tiket berkisar Rp180 ribu.  Sedangkan bagi anak-anak usia enam tahun kebawah yang bepergian bersama orangtua tak perlu keluar uang alias gratis, lalu bagi anak di atas 6 tahun hingga 12 tahun cukup bayar setengah harga.

Mahal? relatif. Kalau dibanding dengan kereta api rute Jawa Barat-Jawa Tengah, mungkin, tetapi bila dilihat dari pengalaman uniknya, harga tersebut tidak berlebihan Apalagi anda akan menikmati teknologi Jepang dan melintasi salah satu kawasan wisata tersohor negara ini.

Dalam perjalanan selama satu jam dari Asakusa ke Odaiba penumpang bakal dimanjakan dua pemandangan. Dari luar, jelas Tokyo tepi sungai plus riak-riang sungai menjadi daya tarik utama. Rute ini akan mengajak anda melintas di bawah jembatan Tokyo yang terkenal, yang menjadi salah satu lokasi syuting, Kill Bill vol1, Rainbow Bridge. 

Saat langit cerah anda bisa menyaksikan tekstur bangunan dan arsitektur gedung tepi air. Sementara ketika langit gelap, gemerlap lampu kota giliran menjadi atraksi.
Sedangkan dari segi interior, perubahan warna lampu dan pencahayan menjadi menu hiburan memikat bagi mata. Perubahan halus pencahayaan interior  dalam spektrum mejikuhibiniu, memberi kesan dinamis terhadap atmosfer ruang. Efek ini lebih terasa kuat bila mengarungi sungai di waktu senja menjelang petang, karena cahaya lampu dan pendar warnanya tak perlu bersaing dengan sorot sinar matahari.

Bila anda kebetulan hanya sempat naik sekali yakni rute Asakusa-Odaiba dalam pemberangkatan keempat, maka untuk kembali lagi ke Tokyo, anda tak bisa menggunakan Himiko. Pasalnya, rute terakhir dari Asakusa sekaligus rute terakhir layanan bus air tersebut.

Tak perlu cemas, Tokyo ialah salah satu ibu kota dunia dengan manajemen dan sistem transportasi paling tertata. Setelah puas berkeliling di Odaiba dan ingin kembali ke daratan utama Tokyo cobalah moda transportasi lain, yakni  Yurikamome Line, nama jalur kereta monorel. Cukup dengan 370 yen, kereta rel tunggal Yurikamome akan mengantar anda kembali ke Tokyo, untuk melanjutkan kembali petualangan urban metropolitan.





Sumber : republika
Share on Google Plus

About Unknown

Hanyalah Seorang Manusia Biasa yang tidak lepas dari Kesalahan.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar